Sambungan dari ‘Meet The Parents’ dan ‘Meet The Fockers’. Lagi-lagi, mungkin, karena ekspektasi yang ketinggian, saya kok kurang puas ya dengan jilid ketiga ini.
‘Little Fockers’ masih bercerita seputar pasangan Greg Focker (Ben Stiller) dan Pam Byrnes (Teri Polo), yang setelah 10 tahun berumah tangga dikaruniai putra dan putri kembar. Greg pun mulai akur dengan mertuanya yang curigaan, Jack Brynes (Robert de Niro).
Suatu hari Jack kembali menghubungi Greg, menyusul serangan jantung ringan yang dideritanya. Walau dengan berat hati merestui hubungan Greg dan Pam, rupanya Jack melihat menantunya itu sebagai calon yang tepat untuk menggantikan dirinya kelak. Apalagi setelah menantu kebanggannya, dokter Bob, ketahuan menyelingkuhi adik Pam, Deb.
Jadilah Greg yang kikuk mulai belajar menjadi Godfather (Godfocker kalau kata Jack) di keluarga Byrnes. Berhasilkah Greg memenuhi harapan sang mertua?
Secara saya penonton film ini dari jilid pertamanya, mau tidak mau saya akan membandingkan film ini dengan jilid-jilid sebelumnya. Dan bisa ditarik kesimpulan jilid ketiga ini kurang memuaskan. Kenapa? Karena nggak selucu yang pertama, apalagi yang kedua. Di jilid pertama, saya terhibur melihat kekikukan Greg yang berprofesi sebagai suster menghadapi Jack, pensiunan agen CIA. Di jilid keduanya, giliran tingkah ajaib ayah dan ibu Focker (diperankan oleh Dustin Hoffman dan Barbra Streisand) yang membuat saya terpingkal-pingkal.
Di tiga jilid karakter Greg, Jack maupun pasangan Focker sebetulnya tidak berubah. Greg masih berusaha terlalu keras untuk memenuhi ekspektasi mertuanya. Dan Jack tetap tidak pernah puas. Namun, mungkin, karena sudah familiar dengan karakter tokoh-tokohnya, kekonyolan yang terjadi tidak selucu itu lagi.
Mungkin akan lebih seru kalau Jack menjadi “segila” dirinya di film pertama. Atau Kevin, mantan tunangan Pam, tiba-tiba diputuskan sebagai pria yang cocok sebagai penerus tahta Byrnes. Atau, sesuai judulnya, cerita yang banyak soal anak-anak Greg dan Pam yang se-nyeleneh kakek dan neneknya :D.
BTW yang penasaran dengan nama Jessica Alba di film ini, saya cuma bilang di sini nona cantik itu cuma dapat peran kurang penting. Tempelan doang.
Terlepas dari “kekurangannya”, cerita keluarga Byrnes dan Focker masih tetap film keluarga favorit saya. It’s fun, full with interesting characters, dan, yang terutama, ceritanya selalu ada isinya! Untuk koleksi oke kok 🙂