Mendengar nama Gunung Bromo, pasti tidak jauh dari wisata. Wisata Gunung Bromo mungkin salah satu favorit orang Indonesia, terutama beberapa tahun belakangan. Tapi tahukan kamu kalau trip setahun yang lalu itu adalah pertama kalinya gue ke Gunung Bromo? Nggak mau tau ya hehehe. Tapi itulah, better late than never.
Seperti biasa, berawal dari small talk ngalor-ngidul dengan pak suami di suatu hari, nyangkut juga opsi ke Bromo. Atas nama petualangan, kami memutuskan untuk berangkat menggunakan transportasi darat alias mobil pribadi. Jadi misinya terlampaui dua sih buat gue, yaitu jajal tol Jakarta-Malang-Jakarta dan Bromo.
Persiapannya apa dong? Yang pasti cek kendaraan, ngisi e-toll (dipentokin sampai Rp 1,5 juta kalau nggak salah), bikin itinerary dan bawa barang-barang pribadi. Pribadi maksudnya beli cemilan ceunah, ihiks.
Satu aspek dalam itinerary adalah kapan berangkat dan nginep di mana. Sebelumnya suami sudah membeli paket tur terlebih dahulu (terdiri dari antar-jemput ke hotel di Malang, jip dan guide selama tur). Jadi untuk aspek ini sudah jelas kita nyari hotel di Malang dulu buat beberes cantik, terus pulang dari Bromo nginep semalam lagi buat ngelurusin kaki. Nah, nginep semalam laginya mendingan di Kota Batu aja deh.
Pada hari-h memulai wisata Bromo, perjalanan dimulai pukul 11 malam dari hotel Regent’s Park. Waktu itu kami diantar masuk dari pintu Malang Tumpang, setelah sebelumnya berganti kendaraan dari MPV ke jip ke pusat turnya. Naik jip ke atas, terus terang agak struggling buat gue hehe. Naik jip di belakang, nanjak terus dan jalannya kadang enggak mulus. Silakan dibayangkan. Sekitar 1,5 jam dari pintu masuk, sampailah di area Penanjakan.
Oh wow, ramai sekali hari itu. Ratusan jip parkir, orang berjubel, sama-sama mau ngejar sunrise di Bromo. Sayang, sunrise hari itu malu-malu menampakkan diri. Tertutup kabut nan tebal, kami cuma bisa mengagumi siluet keindahannya.
Turun dari Penanjakan, kami dibawa ke spot-spot foto nan cantik. Masya Allah. Dari mulai pasir berbisik, bukit teletubbies sampai savana-nya. Waktu itu bulan Januari 2021, sedang green season, pohon dan bunga masih berwarna. Ditambah rintik sewaktu-waktu, benar-benar syahdu.
Total, mungkin kami menjelajahi Bromo sekitar 5 jam. Itu saja tidak termasuk trekking alias meniti tangga ke kawah Bromo buat gue yang cemen ini. Huft, should we repeat this trip again my dear husband?
Tak terasa waktu beranjak ke pukul 12 siang. Waktu kami harus pamit dan minta diantar pulang ke Malang.
Terima kasih ya Bromo, belum puas rasanya menikmati keindahanmu. Sampai jumpa lagi, beautiful.
View this post on Instagram